Sejak perkenalan pertama kalinya dengan lereng gunung merapi itu sepertinya Yudi merasa trauma karena mengalami fenomena gaib dan melihat penampakan sosok hantu sewaktu melakukan pendakian. Namun apa boleh buat, meskipun Yudi telah meminta pada dosen pembimbing untuk ditukar dengan anggota kelompok lain yang mendapatkan tempat Kuliah Kerja Nyata di lain tempat namun tetap saja usahanya sia-sia.
Singkat cerita tibalah saatnya penerjunan kelompok KKN dilakukan secara serempak, setelah acara pelepasan oleh rektor, anggota kelompok Yudi bersama dosen pembimbing menuju kampung yang akan menjadi tempat mereka mengabdikan dirinya selama kurang lebih 3 bulan ke depan.
Mereka menuju rumah kepala dusun yang sebelumnya telah dikoordinasikan menjadi tempat tinggal sekaligus bascamp selama 3 bulan. Rumah yang lumayan luas, meskipun terlihat seperti bangunan tua namun masih cukup untuk menampung mereka ber-15 dengan leluasa. Berada di lereng gunung merapi dengan pemandangan menakjubkan serta suasana cukup asri itulah gambaran dusun tempat KKN Yudi dan teman-temannya.
Dalam rumah tersebut setidaknya terdapat 2 kamar yang saling berhadap berdinding anyaman bambu (gedek) dan sedikit ada tambalan triplek di sisi depan sebagai ganti gedek yang telah rapuh. Yah hati mereka sedikit tenang karena bisa tidur di dalam kamar, sementara itu kepala dusun yakni Pak Giyanto beserta istrinya (Bu Marsih) memilih untuk tidur di rumah sebelah yang tak lain adalah milik anak bungsunya yang sekarang tengah merantau ke Surabaya.
Selama mengikuti kegiatan kuliah kerja nyata selam 3 bulan di dusun tersebut Yudi dan teman-temannya mengalami kejadian janggal di luar logika akal sehat. Fenomena-fenomena gaib juga dialami mulai malam pertama hingga penarikan KKN.
Dari sekian banyak kejadian dan perstiwa terdapat beberapa fenomena gaib yang cukup mengesankan, peristiwa yang pernah diceritakan Yudi pada saya antara lain seperti di bawah ini.
Kakek Blangkon
Celaka, pada malam pertama ketika mereka membagi anggota kelompok antara laki-laki dan perempuan rupanya kamar cowo gak muat buat menampung Yudi dan 8 teman lainnya. Karena itu pula Mau gak mau harus ada yang tidur di luar 2 orang. Yudi yang ditunjuk teman-temannya menjadi ketua kelompok mau gak mau harus mengorbankan dirinya untuk tidur di luar ditemani 1teman lagi.Akhirnya Yudi memilih Heri untuk menemaninya tidur di ruang tamu beralaskan selembar tikar yang terlihat telah lusuh dan sedikit sobek.
Cerita misteri KKN berhantu di lereng gunung merapi akhirnya memasuki episode pertama. Ya, belum juga genap 1 jam Yudi tertidur rupanya ia bermimpi didatangi seorang lelaki tua mengenakan pakaian serba hitam dan di kepalanya terdapat blangkon sebagaimaan para abdi dalem keraton dan mengucapkan “sugeng rawuh” yang dalam bahasa Indonesianya berarti “selamat datang”.
Saking takutnya Yudi terbangun dari tidur, sementara di sampingnya Heri masih terlihat pulas karena kecapekan. Suasana mencekam malam pertama di rumah itu semakin menjadi ketika dari atap-atap rumah yang terbuat dari bambu (empyak) tiba-tiba berbunyi seolah ada benda yang memukulnya.
Yudi masih terjaga dan kepikiran tentang mimpinya tadi, namun karena waktu telah menunjukkan jam 1 malam Yudi berusaha memaksakan diri untuk tidur.
Hutan larangan
Peristiwa KKN berhantu ke dua, Gak nyangka ternyata di kampung kecil di lereng gunung merapi itu ada sepetak hutan larangan dan tidak diperbolehkan ada warga yang melintas apalagi memasuki wilayah tersebut.Menurut penuturan Pak Giyanto dulunya ada sesepuh bernama Mbah Broto yang memiliki janji dengan para lelembut sebangsa jin yang kerap mengganggu warga dusun, lantas karena jasa dari Mbah Broto seluruh lelembut dan jin mulai dari kuntilanak, genderuwo, tuyul, hingga siluman ular dan sejenisnya mau menyingkir dari pemukiman warga dan pindah ke lokasi yang kini disebut dengan hutan larangan itu. Namun demikian para lelembut itu juga meminta agar tidak ada warga desa yang menginjakkan kakinya ke tempat itu kecuali keturunan Mbah Broto.
Pada bulan ke-2 tanpa sengaja teman yudi yakni Jihan dan Venti telah memasuki daerah hutan larangan yang dikenal sebagai kampung hantu sewaktu berkeliling kampung melaksanakan program kerja individu mereka.
Awalnya memag tidak terjadi apa-apa, bahkan kedua mahasiswi itu tak sadar jika dirinya telah memasuki wilayah larangan. Tentu saja tak ada yang tahu jika Jihan dan Venti tadinya melewati daerah larangan yang dikenal sangat angker itu sebelum terjadi peristiwa yang sangat menyeramkan. Sesampai di basckamp keduanya kemudian mandi karena sudah mahgrib, setelah usai sembahyang tiba-tiba Jihan berlari keluar dan berteriak-teriak menggemparkan warga sekitar.
Rupanya ia kesurupan sosok jin penunggu hutan larangan, menurut penuturan Venti memang sejak perjalanan pulang ke basckamp meraka telah merasakan hal aneh seperti ada seseorang yang mengikutinya dari belakang. Namun ketika mereka mencoba menoleh ternyata di belakangnya tak terlihat siapapun.
Usut punya usut ternyata keduanya telah memasuki hutan larangan yang tidak diperkenankan siapa saja memasukinya kecuali keturunan Mbah Broto. Karena telah tanggap dengan peristiwa tersebut Pak Giyanto kemudian memanggil Mbah Marto yang tak lain adalah cucu dari Mbah Broto yang sudah lama tiada. Setelah berkomunikasi dengan bahasanya akhirnya jin yang merasuki tubuh Jihan mau juga keluar.
Dari sana banyak nasehat dari Mbah Marto pada kelompok KKN di dusuntersebut. Mulai saat itu juga anggota kelompok Yudi lebih berhati-hati dalam melakukan kegiatan di luar rumah.
Selain bercerita tentang dua kejadian di atas sebenarnya masih banyak peristiwa yang dialami oleh Yudi, namun karena ceritanya kepanjangan kita tuliskan lain kali saja ya? Semoga kisah KKN berhantu di lereng gunung merapi dapat menghibur teman-teman semua.
0 komentar:
Posting Komentar