Foto: https://pixabay.com/id/matahari-terbenam-air-tebu-refleksi-686556/ |
Awal kejadian bermula pada sebuah peristiwa pembunuhan yang terjadi karena sebuah dendam. Menurut salah satu warga lelaki berusia 34 tahun tersebut dibunuh lantaran masalah cinta segitiga.
Kisah cinta segitiga
Jauh sebelum peristiwa pembunuhan tersebut terjadi katanya korban dan pelaku sama-sama berteman bahkan bersahabat. Sebut saja nama mereka Agam dan Rendi, keduanya memang sejak masih sama-sama bujang telah akrab bahkan sudah seperti saudara kandung.Namun pada pertengahan tahun 2012 yang lalu Agam yang telah memiliki pacar yang bernama Nurul memutuskan untuk berkeluarga meskipun belum memiliki pekerjaan tetap. Setahun setelah pernikahannya mulailah muncul masalah dalam keluarga mereka, hal ini karena dipicu masalah ekonomi di mana Agam tak laku bekerja hampir 2 bulan lamanya. Karena itu Agam memutuskan untuk merantau ke Kalimantan tempat pamannya untuk bekerja membantu mengurus lahan kelapa sawit milik pamannya.
Selain berpamitan pada istri dan orang tuanya Agam juga menyempatkan diri untuk berpamitan pada Rendi sang sahabatnya. Menjelang keberangkatannya Rendi pulalah yang mengantarkan Agam sampai ke pelabuhan tempat penyebrangan. Menurut penuturan warga sekitar Agam sempat menitipkan istri dan keluarganya untuk agar dijaga oleh Rendi selama dirinya merantau ke Kalimantan. Sebagai seorang sahabat sejati dan penuh amanah Rendi pun bersedia untuk menjaga istri Agam selama ditinggal pergi.
Hampir tiap seminggu sekali Rendi menyempatkan diri mampir ke rumah Agam untuk sekedar menanyakan kabar istri dan orang tua Agam. Namun lampat lahut bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun akhirnya tumbuh juga benih-benih cinta antara Rendi dan Nurul yang tak lain merupakan istri dari sahabatnya. Kini bukan sekedar datang untuk menanyakan kabar, bahkan Rendi dan Nurul kerap terlihat keluar berdua baik untuk mencari makan maupun bersenang-senang.
Hampir 2 tahun kepergian Agam dan jalinan asmara Rendi & Nurul berjalan, dari kecerobohan mereka berdua akhirnya keduanya kena getahnya juga, dimana karena suatu penyebab Nurul mengandung janin dari Rendi.
Pada awalnya Agam tidak mengetahui kasus yang menimpa istri dan sahabatnya di kampung yang telah ramai menjadi buah bibir Kampung Blerang dan sekitarnya. Hingga pada suatu hari Agam mendapatkan telepon dari keponakannya yang mengabarkan peristiwa tersebut. Agam yang telah lama memendam kerinduan serta bekerja keras di tanah perantauan sontak saja merasa tercabik-cabik hatinya. Tak lama kemudian Agam langsung memutuskan untuk pulang menuju kampung halaman dan mencaritahu kebenaran atas kabar yang ia dengar dari keponakan nya.
Sesampainya di rumahnya dan mengetahui perut istrinya yang telah membesar, ia tak banyak berkata. Ia langsung menemui Rendi dan mengajak nya ke suatu tempat dan berujung pada pembunuhan.
Agam yang merasa terhianati oleh istri dan sahabatnya tega melakukan pembunuhan secara keji, bahkan jasat Rendi ditemukan warga terpisah dengan kepala.
Sehari setelah kasus pembunuhan tersebut Agam langsung dapat disergap polisi dan masuk bui. Namun sebuah peristiwa lain justru menimpa warga di Kampungnya.
Teror Hantu Tanpa Kepala
Kejadian menyeramkan pertama kali dialami oleh seorang petani yang tengah ke ladang untuk mengairi sawahnya di malam hari. Sekembalinya dari sawah seorang kakek itu mengaku melihat penampakan sosok lelaki berjalan mengikutinya dari belakang. Lebih menyeramkan lagi lelaki tersebut terlihat tidak memiliki kepala, daha berwarna merah kehitam-hitaman terlihat mengerikan di sekujur lehernya yang buntung hingga ke badan.Teror Hantu Tanpa Kepala |
Tak ada pilihan lain bagi petani yang tidak mau disebut namanya itu selain berlari menuju rumahnya. Masih pada malam yang sama rupanya salah satu tetangganya juga memergoki sosok hantu tanpa kepala dan terlihat berjalan sempoyongan menuju kampung Blerang.Baca Juga: KKN Berhantu di Lereng Gunung Merapi
Berita heboh pun cepat tersebut ke seluruh kampung, bahkan selama seminggu berturut-turut ada saja warga kampung Blerang yang melihat penampakan hantu serupa.
Warga meyakini bahwa hantu itu merupakan perwujutan dari arwah Rendi yang ingin membalas dendam terhadap Agam sahabatnya.
Selepas 7 hari kematian Rendi seorang pemuka agama di kampung Blerang akhirnya mengajak seluruh warga untuk melakukan doa bersama agar tidak lagi terjadi penampakan-penampakan sebagaimana yang dialami beberapa hari belakangan ini.
Acara doa dan tahlil bersama pun dilakukan di tengah jalan kampung yang berbatasan langsung dengan lahan tebu tempat peristiwa pembunuhan terjadi.
Sejak doa bersama yang dilakukan oleh warga tersebut rupanya teror hantu tanpa kepala membalas dendam sudah tidak terlihat lagi. Begitu pula dengan penuturan warga sekitar, baik itu para peronda maupun petani yang kerap ke sawah pada malam hari tak lagi melihat sosok hantu berkepala buntung yang beberapa waktu lalu kerap menampakkan diri.
0 komentar:
Posting Komentar