Wali Allah atau kekasih Allah adalah seorang hamba yang di berikan tingkatan derajat yang tinggi oleh Allah sehingga saat hidupnya atau meninggalnyapun beliau selau di kenang dan dicintai oleh para murid dan kaum muslimin wal muslimat
Tak hanyal jika penziarahan selalu ramai wallaupun sang wali telah meninggal ratusan tahun yang lalalu tetapi berkah dan barokahnya masih dirasakan oleh masyarakat sekitar. Sebagi contoh penziarahan Makam sunan Ample yang di Surabaya yang dulunya itu merupakan kampung yang sepi dan terisolir berkat jasa beliau kampung tersebut telah diubah menjadi daerah pusat ekonomi yang luar biasa. Dan uniknya masyarakat sekitar banyak yang mengandalkan ekonominya hanya berjualan berbagai macam aneka kebutuhan dari makanan sampai dengan cidera mata , yang tentunya hanya mengandalkan para peziarah yang datang.
Namun subhanallah luar biasa penziarah tidak pernah sepi dan dagangan selalu ramai sungguh berkah dan barokah yang luarbiasa.
Terlepas dari itu semua lalu apakah yang di dimaksud dengan Wali Allah apakah itu sebagai kedudukan suatu derajat , dan lalau apa fungsinya.
Fatwa Ibnu Taimiyah :
Wali Allah adalah orang-orang mukmin yang bertaqwa kepada Allah. Ingatlah sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada ketakutan pada diri mereka dan mereka tidak merasa khuwatir. Mereka beriman dan bertaqwa kepada Allah, bertaqwa dalam pengertian mentaati firman-firmanNya, penciptaanNya, izinNya, dan kehendakNya yang termasuk dalam ruang lingkungan agama. Semua itu kadang-kadang menghasilkan berbagai karamah pada diri mereka sebagai hujjah dalam agama dan bagi kaum muslimin, tetapi karamah tersebut tidak akan pernah ada kecuali dengan menjalankan syariat yang dibawa Rasulullah s.a.w.Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS Al Hadid [57] :1)
ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Mereka itu adalah) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira (busyra) di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perobahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar. (QS Yunus [10]:62-64).
Berbicara tentang Wali Allah memang selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi , untuk mengupas dan mencerna keberadaanya, namuan sang wali Allah selalu menghindar akan keberadaan mereka dari jangkuan pandangan manusia.
Dalam Kitab Futuhatul Makkiyah karya Ibnu Araby telah menjelaskan beberapa tingkatan Wali Allah dan tugas dan fungsinya serta jumlahnya dalam setiap masanya. Paling tidak garis besarnya ada 9 tingkatan antara lain:
1. Wali Aqthab atau Wali Quthub
Wali yang sangat paripurna. Ia memimpin dan menguasai wali diseluruh alam semesta. Jumlahnya hanya seorang setiap masa. Jika wali ini wafat, maka Wali Quthub lainnya yang menggantikan.2. Wali Aimmah
Pembantu Wali Quthub. Posisi mereka menggantikan Wali Quthub jika wafat. Jumlahnya dua orang dalam setiap masa. Seorang bernama Abdur Robbi, bertugas menyaksikan alam malakut. Dan lainnya bernama Abdul Malik, bertugas menyaksikan alam malaikat.3. Wali Autad
Jumlahnya empat orang. Berada di empat wilayah penjuru mata angin, yang masing-masing menguasai wilayahnya. Pusat wilayah berada di Kakbah. Kadang dalam Wali Autad terdapat juga wanita. Mereka bergelar Abdul Haiyi, Abdul Alim, Abdul Qadir dan Abdu Murid.4. Wali Abdal
Abdal berarti pengganti. Dinamakan demikian karena jika meninggal di suatu tempat, mereka menunjuk penggantinya. Jumlah Wali Abdal sebanyak tujuh orang, yang menguasai ketujuh iklim. Pengarang kitab Futuhatul Makkiyah dan Fushus Hikam yang terkenal itu, mengaku pernah melihat dan bergaul baik dengan ke tujuh Wali Abdal di Makkatul Mukarramah.Pada tahun 586 di Spanyol, Ibnu Arabi bertemu Wali Abdal bernama Musa al-Baidarani. Abdul Madjid bin Salamah sahabat Ibnu Arabi pernah bertemu Wali Abdal bernama Mu’az bin al-Asyrash. Beliau kemudian menanyakan bagaimana cara mencapai kedudukan Wali Abdal. Ia menjawab dengan lapar, tidak tidur dimalam hari, banyak diam dan mengasingkan diri dari keramaian.
5. Wali Nuqoba’
Jumlah mereka sebanyak 12 orang dalam setiap masa. Allah memahamkan mereka tentang hukum syariat. Dengan demikian mereka akan segera menyadari terhadap semua tipuan hawa nafsu dan iblis. Jika Wali Nuqoba’ melihat bekas telapak kaki seseorang diatas tanah, mereka mengetahui apakah jejak orang alim atau bodoh, orang baik atau tidak.6. Wali Nujaba’
Jumlahnya mereka sebanyak 8 orang dalam setiap masa.7. Wali Hawariyyun
Berasal dari kata hawari, yang berarti pembela. Ia adalah orang yang membela agama Allah, baik dengan argumen maupun senjata. Pada zaman nabi Muhammad sebagai Hawari adalah Zubair bin Awam. Allah menganugerahkan kepada Wali Hawariyyun ilmu pengetahuan, keberanian dan ketekunan dalam beribadah.8. Wali Rajabiyyun
Dinamakan demikian, karena karomahnya muncul selalu dalam bulan Rajab. Jumlah mereka sebanyak 40 orang. Terdapat di berbagai negara dan antara mereka saling mengenal. Wali Rajabiyyun dapat mengetahui batin seseorang. Wali ini setiap awal bulan Rajab, badannya terasa berat bagaikan terhimpit langit. Mereka berbaring diatas ranjang dengan tubuh kaku tak bergerak. Bahkan, akan terlihat kedua pelupuk matanya tidak berkedip hingga sore hari. Keesokan harinya perasaan seperti itu baru berkurang. Pada hari ketiga, mereka menyaksikan peristiwa ghaib.Berbagai rahasia kebesaran Allah tersingkap, padahal mereka masih tetap berbaring diatas ranjang. Keadaan Wali Rajabiyyun tetap demikian, sesudah 3 hari baru bisa berbicara.Apabila bulan Rajab berakhir, bagaikan terlepas dari ikatan lalu bangun. Ia akan kembali ke posisinya semula. Jika mereka seorang pedagang, maka akan kembali ke pekerjaannya sehari-hari sebagai pedagang.9. Wali Khatam
Khatam berarti penutup. Jumlahnya hanya seorang dalam setiap masa. Wali Khatam bertugas menguasai dan mengurus wilayah kekuasaan ummat nabi Muhammd,saw.derajat Wali yang disandang sesorang itu adalah merupakan anugrah dari Allah SWT yang telah dicapai seorang hamba dalam mencari Hakekat Allah SWT ( Aripbillah). Bahkan ibadahnya seorang wali itu lebih utama dibandingkan dengan ibadahnya seorang Ulama yang A’lim.Kenapa demikian ? seorang Wali telah mencapai hakekat Allah SWT sedangkan seorang ulama baru tahap mencari jalan untuk mencapai hakekat Allah SWT . wali dapat diketahui dengan wali yang lain ada juga seseorang yang menjadi wali Allah SWT tapi dirinya tidak tahu bahwa dia seorang Wali.
As Sarraj at-Tusi mengatakan :
Jika ada yang menanyakan kepadamu perihal siapa sebenarnya wali itu dan bagaimana sifat mereka, maka jawablah : Mereka adalah orang yang tahu tentang Allah dan hukum-hukum Allah, dan mengamalkan apa yang diajakrkan Allah kepada mereka. Mereka adalah hamba-hamba Allah yang tulus dan wali-wali-Nya yang bertakwa.Selalu rendah dirilah terhadap sesama makhluk Allah bisa jadi seorang yang selama ini kita anggap rendah dimata kita , beliau merupakan Wali Allah yang disembunyikan dari pandangan kita oleh Allah SWT.
0 komentar:
Posting Komentar